Karakteristik Masyarakat Madani dalam Al-Qur’an
- Details
- Created: Tuesday, 26 February 2013 21:32
- Hits: 5862
Oleh: Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA.
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (at-Taubah: 71)
Masyarakat modern mendambakan sebuah sistem kehidupan dimana elemen-eleman dalam masyarakat mempunyai peranan yang dominan dalam menata kehidupan yang mereka inginkan. Masyarakat yang demikian kerap disebut masyarakat sipil (Civil Society), namun beberapa cendikiawan Muslim di Asia Tenggara lebih suka menggunakan istilah masyarakat madani sebagai gantinya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia masyarakat madani diartikan sebagai, “Masyarakat sipil yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai dan hukum yang ditopang oleh penguasaan teknologi yang berpereradaban, yang didasarkan oleh iman dan ilmu.”Biarkan Mereka Menghujat, Alquran Tetap Terpelihara
- Details
- Created: Tuesday, 26 February 2013 18:24
- Hits: 988
Oleh: Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA.
Alquran dihujat? Umat Islam patut membelanya kendati tak mesti meletupkan emosi berlebihan. Agar tak terjebak kemarahan berlebihan, selaiknya umat Islam mengedepankan rasionalitas. Misalkan, memahami Alquran senantiasa menjadi sasaran penghujatan, karena kemurnian dan kesempurnaannya. Ajakan sejuk itu dikumandangkan Dr. Ahsin Sakho Muhammad. Pakar tafsir dari Institut Ilmu Alquran (IIQ) ini menegaskan, penghujatan itu tak sekadar di abad modern ini, tetapi sejak zaman Nabi Muhammad SAW Alquran telah menjadi sasaran penghujatan. ''Alquran itu dituding palsu,'' ujar pria kelahiran Cirebon, 21 Februari 1956 ini.
Pengajar di pascasarjana Universitas Paramadina Mulya ini mengisahkan, sekelompok Yahudi dan Nasrani di masa Rasulullah mencoba memutarbalikkan isi dan ajaran Alquran. Tujuannya agar umat Islam tak memiliki kitab suci yang asli. Juga agar borok kaum non-Muslim itu tak diketahui umat hingga di zaman modern ini. ''Di Alquran kan dijelaskan umat-umat terdahulu, berikut penyelewengan dan tindakan negatifnya," tambah dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.
Kendati senantiasa dihujat, doktor lulusan Universitas Jamiah Islamiyah, Madinah, Arab Saudi tersebut, yakin dengan janji Allah bahwa Alquran akan tetap terjaga dan akan lestari sepanjang zaman. Untuk mengetahui lebih jauh, berikut petikan wawancara Republika dengan Dr Ahsin seputar otentisitas Alquran dan tudingan-tudingan terhadapnya.
Read more: Biarkan Mereka Menghujat, Alquran Tetap Terpelihara